Dalil Wajibnya Beriman dengan Takdir Allah
Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh
Alhamdulillah, wassalatu wassalamu ala rasulullah wa 'ala alihi wa sahbihi ajma'in
Halaqah yang kedua dari silsilah ilmiah Beriman dengan takdir Allah adalah tentang dalil wajibnya beriman dengan takdir Allah.
Beriman dengan takdir Allah yang baik dan yang buruk adalah termasuk salah satu diantara enam rukun iman yang harus diimani. Dan telah tetap kewajibannya di dalam Al-Quran, As-Sunnah, dan Ijma'.
1. Dalil dari Al-Quran
a. Surat Al-Qamar, Ayat 49:
إِنَّا كُلَّ شَيْءٍ خَلَقْنَاهُ بِقَدَرٍ
"Sesungguhnya, kami telah menciptakan segala sesuatu dengan ketentuan."
b. Surat Al-Furqan, Ayat 2:
وَخَلَقَ كُلَّ شَيْءٍ فَقَدَّرَهُ تَقْدِيرًا
"Dan Dia menciptakan segala sesuatu, maka Dia pun menentukan dengan sebenar-benar penentuan."
c. Surat Al-Ahzab, Ayat 38:
وَكَانَ أَمْرُ اللَّهِ قَدَرًا مَقْدُورًا
"Dan perkara Allah adalah ketentuan yang sudah ditakdirkan."
2. Dalil dari As-Sunnah
a. Hadits Jibril: Ketika ditanya oleh Malaikat Jibril 'Alaihissalam tentang iman, Rasulullah ﷺ bersabda:
أَنْ تُؤْمِنَ بِاللهِ وَمَلَائِكَتِهِ وَكُتُبِهِ وَرُسُلِهِ وَالْيَوْمِ الْآخِرِ وَتُؤْمِنَ بِالْقَدَرِ خَيْرِهِ وَشَرِّهِ
"Engkau beriman kepada Allah, Malaikat-Malaikat-Nya, Kitab-Kitab-Nya, Rasul-Rasul-Nya, hari akhir, dan engkau beriman dengan takdir yang baik maupun yang buruk." (HR. Muslim)
b. Hadits Lain: Dan beliau ﷺ bersabda:
كُلُّ شَيْءٍ بِقَدَرٍ حَتَّى الْعَجْزُ وَالْكَيْسُ
"Segala sesuatu dengan takdir, sampai ketidakmampuan dan kecerdasan." (HR. Muslim)
3. Dalil dari Ijma' (Kesepakatan Kaum Muslimin)
Kaum muslimin telah bersepakat atas wajibnya beriman dengan takdir Allah, dan bahwasannya orang yang mengingkari takdir Allah maka dia telah keluar dari agama Islam.
Atsar Abdullah Ibn Umar Radhiyallahu 'anhuma:
Ketika mendengar tentang munculnya orang-orang yang mengingkari takdir dan bahwasannya kejadian terjadi dengan sendirinya tanpa takdir, beliau berkata:
"Apabila kamu bertemu dengan mereka, maka kabarkanlah kepada mereka bahwa aku yaitu Abdullah Ibn Umar berlepas diri dari mereka dan mereka pun berlepas diri dariku. Demi Dzat yang Abdullah Ibn Umar bersumpah dengannya, seandainya salah seorang dari mereka memiliki emas sebesar Gunung Uhud kemudian menginfakkannya, maka Allah tidak akan menerima darinya sampai dia beriman dengan takdir." (Diriwayatkan oleh Imam Muslim di dalam Shahihnya)
Yang demikian karena Allah tidak menerima amalan orang yang kafir, dan termasuk kekufuran apabila seseorang mengingkari takdir Allah 'Azza wa Jalla.
Perkataan Para Ulama:
Imam An-Nawawi rahimahullah berkata:
"Telah banyak dalil-dalil yang jelas tetapnya, yang saling menguatkan dari Al-Quran, As-Sunnah, dan Ijma' sahabat dan para ahlul halli wal aqdi yaitu orang-orang yang punya wewenang dari tokoh-tokoh kaum muslimin dari kalangan salaf dan khalaf yang menunjukkan atas penetapan takdir Allah Subhanahu wa Ta'ala." (Al-Minhaj Syarh Shahih Muslim ibn al-Hajjaj, Jilid 1 Halaman 155)
Ibnu Hajar rahimahullah berkata:
وَمَذْهَبُ السَّلَفِ قَاطِبَةً أَنَّ الْأُمُورَ كُلَّهَا بِتَقْدِيرِ اللَّهِ تَعَالَى
"Dan madzhab seluruh salaf bahwa perkara-perkara semuanya dengan takdir Allah Ta'ala." (Fathul Bari, Jilid ke-11 Halaman 478)
Itulah yang bisa kita sampaikan pada halaqah kali ini, dan sampai bertemu kembali pada halaqah selanjutnya.
Wassalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh
Abdullah Roy - Kota Al-Madinah
Poin Penting untuk Diingat:
- Beriman kepada takdir adalah salah satu dari enam Rukun Iman.
- Kewajiban ini ditetapkan berdasarkan dalil-dalil dari Al-Quran, As-Sunnah, dan Ijma' (kesepakatan) para ulama.
- Mengingkari takdir dapat membatalkan keimanan dan amalan seseorang.
- Seluruh ulama salaf (generasi terdahulu) telah sepakat bahwa segala sesuatu terjadi atas takdir Allah.