Kedudukan Iman dengan Takdir di Dalam Agama Islam
Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh
Alhamdulillah, wassalatu wassalamu ala rasulillah wa 'ala alihi wa sahbihi ajma'in.
Halaqah yang ketiga dari silsilah ilmiah Beriman dengan takdir Allah adalah tentang kedudukan iman dengan takdir di dalam agama Islam. Iman dengan takdir Allah memiliki kedudukan yang sangat tinggi, dan di antara yang menunjukkannya adalah sebagai berikut:
1. Bagian dari Rukun Iman
Beriman dengan takdir termasuk di antara enam rukun iman yang harus diimani dan merupakan pokok akidah yang harus diyakini. Iman seorang hamba tidak akan sah tanpanya.
2. Bagian dari Tauhid Rububiyah
Beriman yang benar dengan takdir Allah—yang mencakup beriman dengan ilmu Allah, penulisan-Nya, kehendak-Nya, dan penciptaan-Nya—termasuk bagian dari mentauhidkan Allah dalam rububiyah dan sifat-sifat-Nya. Al-Qadha (memutuskan) dan Al-Qadar (menentukan) adalah pekerjaan Allah, dan pekerjaan Allah termasuk sifat-sifat-Nya. Barangsiapa tidak beriman dengan takdir, maka ia belum mengesakan Allah dalam rububiyah-Nya, yang akan berpengaruh buruk pada tauhid uluhiyahnya.
Abdullah ibn Abbas berkata:
الْقَدَرُ نِظَامُ التَّوْحِيدِ، فَمَنْ وَحَّدَ اللَّهَ عَزَّ وَجَلَّ وَآمَنَ بِالْقَدَرِ فَهِيَ الْعُرْوَةُ الْوُثْقَى الَّتِي لَا انْفِصَامَ لَهَا، وَمَنْ وَحَّدَ اللَّهَ تَعَالَى وَكَذَّبَ بِالْقَدَرِ نَقَضَ التَّوْحِيدَ
"Takdir adalah aturan tauhid. Barang siapa mengesakan Allah dan beriman dengan takdir, maka inilah tali yang kuat yang tidak akan terlepas. Dan barang siapa mentauhidkan Allah dan mendustakan takdir, maka dia telah membatalkan tauhidnya." (Dikeluarkan oleh al-Firyabi dalam Al-Qadar, hlm. 143)
Maksudnya, beriman dengan takdir akan menjadikan tauhid seseorang lurus dan teratur.
3. Beriman dengan Kemampuan Allah (Qudratullah)
Beriman dengan takdir Allah adalah beriman dengan Qudratullah (kemampuan Allah). Barang siapa yang tidak beriman dengan takdir, berarti ia tidak beriman dengan kemampuan Allah.
Zaid ibn Aslam berkata:
الْقَدَرُ قُدْرَةُ اللَّهِ عَزَّ وَجَلَّ، فَمَنْ كَذَّبَ بِالْقَدَرِ فَقَدْ جَحَدَ قُدْرَةَ اللَّهِ عَزَّ وَجَلَّ
"Takdir adalah kemampuan Allah 'Azza wa Jalla. Barang siapa yang mendustakan takdir, maka dia telah mengingkari kemampuan Allah 'Azza wa Jalla." (Diriwayatkan oleh al-Firyabi dalam Al-Qadar, hlm. 144)
4. Berkaitan dengan Sifat-Sifat Allah Lainnya
Beriman dengan takdir berkaitan dengan hikmah Allah, ilmu-Nya, kehendak-Nya, dan penciptaan-Nya. Maka, mengingkari takdir berarti mengingkari sifat-sifat Allah tersebut.
5. Membuahkan Kebaikan Dunia dan Akhirat
Beriman yang benar dengan takdir Allah akan membuahkan kebaikan yang banyak dan kebahagiaan di dunia dan akhirat. Sebaliknya, kebodohan atau kesalahpahaman tentang takdir akan menyebabkan berbagai penyimpangan dan kesengsaraan.
6. Akidah Seluruh Para Nabi
Beriman dengan takdir adalah akidah seluruh para nabi dan pengikut mereka.
-
Nabi Nuh 'Alaihissalam:
قَالَ إِنَّمَا يَأْتِيكُمْ بِهِ اللَّهُ إِنْ شَاءَ
"Nuh berkata, 'Sesungguhnya Allah-lah yang akan mendatangkan (tanda kekuasaan-Nya) kepadamu jika Dia menghendaki.'" (QS. Hud: 33)
-
Nabi Ismail 'Alaihissalam:
قَالَ يَا أَبَتِ افْعَلْ مَا تُؤْمَرُ ۖ سَتَجِدُنِي إِنْ شَاءَ اللَّهُ مِنَ الصَّابِرِينَ
"Ismail berkata, 'Wahai bapakku, kerjakanlah apa yang diperintahkan kepadamu; insya Allah kamu akan mendapatiku termasuk orang-orang yang sabar.'" (QS. As-Saffat: 102)
-
Nabi Musa 'Alaihissalam:
قَالَ رَبِّ لَوْ شِئْتَ أَهْلَكْتَهُمْ مِنْ قَبْلُ وَإِيَّايَ
"Musa berkata, 'Ya Rabbku, sekiranya Engkau kehendaki, tentulah Engkau membinasakan mereka dan aku sebelum ini.'" (QS. Al-A'raf: 155)
7. Berkaitan Langsung dengan Kehidupan Manusia
Takdir berkaitan langsung dengan kehidupan manusia setiap harinya, seperti sehat, sakit, kaya, miskin, kuat, lemah, bahagia, sengsara, nikmat, azab, hidayah, kesesatan, dan lain-lain.
Itulah yang bisa kita sampaikan pada kesempatan kali ini dan sampai bertemu kembali pada halaqah selanjutnya.
Wassalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh
Abdullah Roy - Kota Al-Madinah
Poin Penting untuk Diingat:
- Iman kepada takdir adalah salah satu dari enam Rukun Iman yang tidak sah iman tanpanya.
- Mengesakan Allah dalam hal takdir adalah bagian dari kesempurnaan Tauhid Rububiyah.
- Mengingkari takdir sama dengan mengingkari kemampuan (qudrah) Allah Subhanahu wa Ta'ala.
- Iman kepada takdir adalah akidah yang dipegang oleh seluruh Nabi dan Rasul.
- Takdir Allah tidak bisa dipisahkan dari sifat-sifat-Nya yang lain, seperti ilmu, hikmah, kehendak, dan penciptaan.
- Semua aspek kehidupan manusia, mulai dari kesehatan hingga hidayah, berkaitan langsung dengan takdir Allah.