Tingkatan Kedua Iman Kepada Takdir: Penulisan di Lauhul Mahfuz
Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh. Alhamdulillah wassalatu wassalamu 'ala Rasulillah ﷺ wa 'ala alihi wa sahbihi ajma'in.
Halaqah yang kelima dari silsilah ilmiah Beriman dengan Takdir Allah adalah tentang cara beriman dengan takdir Allah, bagian yang kedua. Di antara cara beriman dengan takdir Allah adalah dengan mengimani tingkatan takdir yang kedua, yaitu Al-Kitabah atau penulisan.
Ini adalah keimanan bahwa Allah Subhanahu wa Ta'ala telah menulis seluruh takdir makhluk-Nya di dalam Al-Lauhul Mahfuz. Tidaklah terjadi sesuatu di alam ini kecuali Allah telah menulisnya di dalam kitab tersebut. Tidak mungkin apa yang terjadi di alam ini keluar dari apa yang sudah Allah tuliskan.
Dalil dari Al-Quran
Banyak dalil dari Al-Quran yang menegaskan tentang penulisan takdir di Al-Lauhul Mahfuz, di antaranya:
-
Firman Allah Azza wa Jalla:
وَلَقَدْ كَتَبْنَا فِي الزَّبُورِ مِن بَعْدِ الذِّكْرِ أَنَّ الْأَرْضَ يَرِثُهَا عِبَادِيَ الصَّالِحُونَ "Dan Sungguh telah Kami tulis di dalam Zabur sesudah (Kami tulis dalam) Lauh Mahfuz, bahwasanya bumi ini dipusakai hamba-hamba-Ku yang saleh." (QS. Al-Anbiya: 105)
Dalam ayat ini, Adz-Dzikr adalah nama lain dari Al-Lauhul Mahfuz.
-
Firman Allah Subhanahu wa Ta'ala:
إِنَّا نَحْنُ نُحْيِي الْمَوْتَىٰ وَنَكْتُبُ مَا قَدَّمُوا وَآثَارَهُمْ ۚ وَكُلَّ شَيْءٍ أَحْصَيْنَاهُ فِي إِمَامٍ مُّبِينٍ "Sesungguhnya Kami menghidupkan orang-orang mati dan Kami menuliskan apa yang telah mereka kerjakan dan bekas-bekas yang mereka tinggalkan. Dan segala sesuatu Kami kumpulkan dalam Kitab Induk yang nyata (Lauh Mahfuz)." (QS. Yasin: 12)
Makna ihsha' (أَحْصَيْنَاهُ) di antaranya adalah Allah mengetahuinya, menjaganya, dan menetapkannya di dalam kitab tersebut. Yang dimaksud dengan Imamim Mubin (kitab yang jelas) adalah Al-Lauhul Mahfuz.
-
Firman Allah Subhanahu wa Ta'ala:
أَلَمْ تَعْلَمْ أَنَّ اللَّهَ يَعْلَمُ مَا فِي السَّمَاءِ وَالْأَرْضِ ۗ إِنَّ ذَٰلِكَ فِي كِتَابٍ ۚ إِنَّ ذَٰلِكَ عَلَى اللَّهِ يَسِيرٌ "Apakah kamu tidak mengetahui bahwa sesungguhnya Allah mengetahui apa saja yang ada di langit dan di bumi? Bahwasanya yang demikian itu terdapat dalam sebuah kitab (Lauh Mahfuz). Sesungguhnya yang demikian itu amat mudah bagi Allah." (QS. Al-Hajj: 70)
-
Firman Allah Subhanahu wa Ta'ala:
مَّا فَرَّطْنَا فِي الْكِتَابِ مِن شَيْءٍ "Tiadalah Kami alpakan sesuatupun di dalam Al-Kitab (Lauh Mahfuz)." (QS. Al-An'am: 38)
-
Firman Allah Subhanahu wa Ta'ala:
وَمَا يَعْزُبُ عَن رَّبِّكَ مِن مِّثْقَالِ ذَرَّةٍ فِي الْأَرْضِ وَلَا فِي السَّمَاءِ وَلَا أَصْغَرَ مِن ذَٰلِكَ وَلَا أَكْبَرَ إِلَّا فِي كِتَابٍ مُّبِينٍ "Tidak luput dari pengetahuan Tuhanmu biarpun sebesar zarrah (atom) di bumi ataupun di langit. Tidak ada yang lebih kecil dan tidak (pula) yang lebih besar dari itu, melainkan (semua tercatat) dalam kitab yang nyata (Lauh Mahfuz)." (QS. Yunus: 61)
Dalil dari As-Sunnah
Adapun dalil dari hadits Rasulullah ﷺ, di antaranya:
-
Sabda beliau:
كَتَبَ اللَّهُ مَقَادِيرَ الْخَلَائِقِ قَبْلَ أَنْ يَخْلُقَ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضَ بِخَمْسِينَ أَلْفَ سَنَةٍ "Allah menulis takdir-takdir bagi para makhluk-Nya 50.000 tahun sebelum Allah menciptakan langit dan bumi." (HR. Muslim)
-
Sabda beliau:
مَا مِنْكُمْ مِنْ أَحَدٍ إِلَّا وَقَدْ كُتِبَ مَقْعَدُهُ مِنَ النَّارِ وَمَقْعَدُهُ مِنَ الْجَنَّةِ "Tidak ada seorang pun di antara kalian kecuali telah dituliskan tempatnya di neraka dan tempatnya di surga." (HR. al-Bukhari dan Muslim)
Poin Penting untuk Diingat:
- Beriman kepada takdir mencakup keimanan pada tingkatan kedua, yaitu Al-Kitabah (penulisan takdir).
- Allah telah menulis segala sesuatu yang akan terjadi di alam semesta dalam Al-Lauhul Mahfuz.
- Penulisan ini terjadi 50.000 tahun sebelum penciptaan langit dan bumi.
- Dalil-dalil dari Al-Quran dan As-Sunnah sangat jelas dan tegas dalam menetapkan perkara ini.
- Nasib setiap manusia, apakah ia akan menjadi penghuni surga atau neraka, juga telah tercatat.
Itulah yang bisa kita sampaikan pada halaqah kali ini dan sampai bertemu kembali pada halaqah selanjutnya.
Wassalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh.
Abdullah Roy Madinah Al-Munawwarah